Airlangga: Resesi Jepang Berpotensi Dongkrak Investasi ke RI

Read Time:1 Minute, 52 Second

warriorweeknow, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Irlanga Hartarto mengatakan resesi Jepang berpotensi meningkatkan investasi di Indonesia.

Meski kondisi perekonomian Jepang mempengaruhi Indonesia, namun mengingat hubungan ekonomi kedua negara, Airlangga meyakini masih terdapat kesenjangan investasi yang bisa berdampak positif bagi Indonesia.

“Biasanya di masa resesi mereka membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan mereka melihat ke kawasan yang masih bisa tumbuh yaitu ASEAN. “Nah, dengan adanya resesi di sana, saya berharap investasi lebih banyak mengalir ke sana,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Perekonomian Jepang diketahui tergelincir ke dalam resesi setelah mengalami kontraksi selama dua kuartal pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu, berdasarkan data pemerintah Jepang yang dirilis Kamis (15/2).

Perekonomian negara tersebut mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 0,4% antara bulan Oktober dan Desember, karena lemahnya daya beli, data menunjukkan. Produk domestik bruto (PDB) riil, atau total nilai barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, turun 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut data awal pemerintah.

Sedangkan Jepang menjadi negara tujuan ekspor Indonesia keempat pada tahun 2023 dengan total perdagangan mencapai 18,8 miliar dolar AS.

Jepang juga menempati peringkat ke-4 negara asal investasi teratas di Indonesia, dengan investasi sebesar 4,63 miliar dolar AS pada tahun 2023.

Dalam kesempatan lain, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah berupaya melakukan berbagai perundingan perdagangan internasional guna mengantisipasi perlambatan ekonomi di Jepang.

Menurutnya, Satgas Peningkatan Ekspor fokus memperluas akses pasar dengan mendorong selesainya perundingan perjanjian khususnya CEPA Indonesia-UE.

Satgas juga berupaya meningkatkan ekspor ke 12 negara prioritas baru tujuan ekspor Indonesia, yakni Arab Saudi, Belanda, Brazil, Chile, China, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.

Ia mengatakan, produk ekspor yang akan diprioritaskan untuk negara-negara tersebut adalah ikan dan ikan olahan, sarang burung walet, kelapa dan kelapa olahan, kopi dan olahan rempah-rempah, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, serta kue dan hewani. makanan.

Termasuk juga semen, bahan kimia, karet dan barang dari karet, kulit dan barang dari kulit, pulp dan kertas, tekstil dan tekstil (TPT) dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin, elektronik, mobil, furnitur dan mainan. .

Meski demikian, Susiwijono meyakinkan perekonomian Indonesia masih memiliki ketahanan dengan hasil pertumbuhan yang kuat di tengah gejolak perekonomian global akibat ancaman resesi Jepang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Waspada, Hipertensi Paling Sering Jadi Pemicu Kematian Ibu Hamil
Next post Bluesky, Media Sosial Terbaru yang Bikin Penasaran