CERMIN: Hubungan Cinta-Benci Bob Marley dengan Tanah Tumpah Darahnya, Jamaika

Read Time:2 Minute, 56 Second

JAKARTA – 2019. Dalam artikel di kolom mingguan populernya di majalah Tempo, Catatan Pinggir, Goenawan Mohamad menulis dengan penuh semangat tentang makna “negeri pertumpahan darah”.

Menurut Goenawan, kata-kata “tanah berdarah” itu luar biasa, pedih, dan menyentuh. Seolah-olah ada tali suci yang menghubungkan manusia dengan negara ini – dan memutuskannya adalah dosa.

Bagi Bob Marley, Jamaika adalah negaranya. Lahir di daerah bernama Nine Mile pada tahun 1945, Bob juga menghabiskan sebagian besar hidupnya di sana. Dia mencintainya dengan sepenuh hatinya tetapi pada saat yang sama dia mencintainya dengan segenap kekuatannya.

Dia tidak memiliki tanah negaranya, tapi dia membenci mereka yang ingin memerintah dan akhirnya membenarkan kekerasan sebagai jalan menuju puncak kekuasaan. Perang saudara pecah dan Jamaika terpecah menjadi beberapa faksi.

Dalam salah satu adegan film Bob Marley: One Love, pesan Bob sangat jelas dan jelas: perang terjadi. Kita tidak dapat memisahkan musik dari pesannya. Dan pesannya adalah tentang perdamaian.

Foto: Gambar Paramount

Itu sebabnya lagu-lagu yang keluar dari tenggorokan Bob sama kuatnya dengan lagu-lagu yang dibuat oleh The Beatles. Pesan perdamaian ini terus ia sampaikan lagu demi lagu hingga Bob menyadari sesuatu. Bagaimana saya bisa terus menyebarkan pesan perdamaian jika saya tidak bisa berdamai dengan diri saya sendiri?

Bob Marley: One Love memulai cerita dengan keinginan sederhana Bob, keinginannya untuk melakukan konser yang tenang. Ia lelah dengan perang yang tidak kunjung berhenti dan terus memakan korban.

Namun niat baik tidak selalu diterima. Niatnya untuk menggelar konser damai di negaranya berujung pada suatu malam terjadi serangan peluru yang hampir menewaskan Bob dan istrinya, Rita.

Bob patah hati. Dan memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan itu. Ia memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke negara lain dan menyebarkan pesan perdamaian melalui musiknya. Dari Eropa ia menjelajah Amerika dan menghasilkan salah satu musik terbaik yang pernah dibuat dengan nama Esoto.

Tapi sampai kapan Bob bisa membenci negaranya? Tempat dimana dia dilahirkan mengeluarkan darah dari rok ibunya? Tempat dimana dia hampir mati kehabisan darah?

Foto: Gambar Paramount

Be Bob Marley: One Love juga menceritakan kisah pulang ke rumah yang tidak lagi mudah. Ini juga tentang upaya menemukan kedamaian dengan diri sendiri melalui perubahan drastis.

Meski dibuat dengan film yang dapat dipotong menjadi 1/5 bagian pertama untuk mendapatkan film yang lebih baik dan lebih baik, Bob Marley: One Love tetap menampilkan emosi nostalgia saat perdamaian dibutuhkan.

Di tengah hiruk pikuk dunia saat ini, dengan jutaan orang yang berlomba-lomba mencari perhatian di media sosial, termasuk debat tradisional, pesan-pesan dari lagu-lagu Bob masih terngiang-ngiang. Pasangan Kingsley Ben-Adir dan Lashana Lynch sebagai pasangan muda, Bob dan Rita, menerangi 107 menit film tersebut. Hal ini menjadikan pesan perdamaian menjadi penting selama bertahun-tahun sejak Bob memperkenalkan lagu-lagunya kepada dunia.

Skenarionya memberikan peluang untuk menghancurkan kehidupan Bob. Dia berjuang dengan mimpi buruknya dan berjuang dengan musiknya untuk menciptakan dunia yang lebih baik, sehingga kita tahu Bob lebih dari sekedar musisi reggae, penganut Rastafari dan lebih dari seseorang yang tergila-gila pada ganja.

Namun, skenario harus memilih dalam waktu sempit antara memberikan lebih banyak kesempatan bagi Bob untuk tumbuh dewasa, atau memberikan jalan bagi generasi sekarang untuk mengetahui bagaimana lagu-lagunya dibuat. Meski tak sekuat Bohemian Rhapsody, Bob Marley: One Love lebih baik dengan pesannya yang tunggal dan solid.

Foto: Gambar Paramount

Beberapa dari kita baru mengetahui dari film ini bahwa Bob meninggal sebelum ia berusia 40 tahun karena penyakit kanker. Mungkin Tuhan lebih menyayangi orang-orang baik seperti Bob, dan Dia tidak menyiksa mereka dengan fakta-fakta kehidupan tentang perubahan dunia di masa depan, yang mungkin membuat kesal orang-orang yang berpikir spesial seperti dia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pemain yang Dicekik Messi Kembali Bertanding Usai 7 Tahun Tak Bermain
Next post Jisoo BLACKPINK Dirikan Agensi Susul Jennie dan Lisa, Jabat Posisi CEO