0 0
Review A Quiet Place: Day One, Tak Sekuat Film Terdahulunya - PORTAL BERITA PAY4D slot jepang lapaktoto jepang slot

Review A Quiet Place: Day One, Tak Sekuat Film Terdahulunya

Read Time:2 Minute, 33 Second

Jakarta – A Quiet Place: Day One merupakan film ketiga dari serial A Quiet Place, namun bukan merupakan sekuel melainkan prekuel dan spin-off dari franchise karya John Krasinski.

Masih mirip dengan dua pendahulunya, A Quiet Place: Day One berkisah tentang kengerian monster yang menyerang berdasarkan sumber suara yang mereka dengar. Sentimen yang mendasarinya sama, bahwa umat manusia tumbuh subur ketika menghadapi teror.

Sesuai dengan namanya, A Quiet Place: Day One mengisahkan awal mula seluruh peristiwa yang terjadi di dua film sebelumnya. Hanya saja, kali ini bukan dari sudut pandang keluarga Abbott, melainkan dari seorang penyair wanita bernama Sam (Lupita Nyong’o).

Bahkan, sekilas kejadian di hari pertama invasi alien sempat diceritakan di awal film keduanya, A Quiet Place II. Saat itu, seorang pemilik toko melihat pemberitaan di televisi tentang apa yang dikiranya sebagai bom di pusat kota.

Di akhir cerita film yang sama, penonton pun menyaksikan para penyintas di hari pertama. Kisah ini kita dapatkan dari Henry (Djimon Hounsou), satu-satunya karakter yang muncul kembali di film ketiga ini.

So A Quiet Place: Hari Pertama terjadi sekitar waktu ini seperti yang diceritakan oleh dua cerita. Sam adalah salah satu saksi yang melihat “bom” itu meledak di tengah kota New York.

Ringkasan Tempat yang Tenang: Hari Pertama

Sam adalah penyintas kanker yang tinggal di panti jompo di pinggiran kota, meski dia tidak betah berada di sana. Setelah pindah ke sini dari New York, semangat hidupnya semakin melemah.

Suatu hari, dia diundang mengunjungi New York oleh Reuben (Alex Wolfe), seorang perawat di sana. Sam yang ragu kemudian bertaruh asalkan mereka bisa membeli pizza di kota.

Foto: Gambar Paramount

Tapi, seperti yang diharapkan, sebelum dia mencapai tujuannya, monster suara itu berlari masuk. Sam, bersama kucing penjaganya Frodo, terpaksa berjuang sendiri dengan tubuh rapuh mereka.

Dalam perjalanannya, dia bertemu Eric (Joseph Cohen), seorang pemuda bermasalah. Karena ketakutan, Eric mengikuti Sam, tidak ingin pergi.

Ulasan Tempat yang Tenang: Hari Pertama

Berbeda dengan dua film sebelumnya, sutradara dan penulis skenario John Krasinski menyutradarai A Quiet Place: Day One bersama Michael Sarnowski. Untuk film ini, Krasinski hanya menyumbangkan ide cerita.

Tak heran, premis dan pesan yang disampaikan A Quiet Place: Day One masih konsisten dengan A Quiet Place (2018) dan A Quiet Place Part II (2020). Namun bisa dikatakan naskah yang ditulis Sarnovsky jauh dari kualitas yang diciptakan Krasinski.

Foto: Gambar Paramount

Faktanya, A Quiet Place: Day One banyak berkisah tentang emosi atau drama, ketimbang adegan pertarungan intens seperti dua film sebelumnya. Script inilah yang menjadi kelemahan utama, mungkin satu-satunya yang ada di film ini.

Untuk bisa berempati secara mendalam terhadap Sam dan Eric, tentunya kita perlu mengetahui latar belakang dan cerita mereka. Sam, kita bisa mendapatkannya.

Kenapa hanya “banyak” karena yang menurut Sam penting yaitu pizza tidak dijelaskan lebih lanjut. Penonton hanya bisa menyimpulkan bahwa Sam sangat menyukai pizza, namun belum ada penjelasan detail kenapa ia ngotot memakan pizza merek tertentu di tengah teror yang mengerikan.

Karena tidak ada cerita detail di balik ambisinya, sulit bagi penonton untuk berempati secara mendalam kepada Sam, meski kita tahu dia sangat mencintai kehidupan di New York. Senada, Eric tidak merinci keadaan kecemasannya.

Foto: Gambar Paramount

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %