Indonesia Diminta Belajar dari Inggris dan Turki

Read Time:1 Minute, 22 Second

Layanan warriorweeknow Tekno – Layanan OTT (over the top) atau streaming yang mendistribusikan konten melalui Internet harus diatur untuk memastikan persaingan yang sehat di industri telekomunikasi Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Institut ICT Indonesia. “Regulasi OTT merupakan hal yang sangat diharapkan, termasuk di industri telekomunikasi,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2023. Heru mengatakan industri telekomunikasi mengalami disrupsi yang signifikan dengan hadirnya layanan OTT. Ia mencontohkan penurunan trafik layanan SMS atau panggilan suara kini digantikan oleh penyedia OTT seperti WhatsApp, X, Instagram atau bahkan Telegram. Saat ini, kata dia, sebagian besar layanan komunikasi lebih mengandalkan platform OTT yang menggunakan infrastruktur yang disediakan operator telekomunikasi. Perubahan ini akan mempengaruhi situasi operator telekomunikasi, yang kini akan menjadi penyedia infrastruktur dengan keuntungan finansial yang relatif kecil. Selain itu, menurut Heru Sutadi, layanan OTT saat ini tidak dipungut pungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). adalah penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi.”Masyarakat yang tidak mempunyai badan usaha tetap di Indonesia tidak membayar PPh (pajak penghasilan), apalagi PNBP,” ujarnya. Padahal, lanjutnya, potensi penerimaan negara dari retribusi. Sangat besar untuk layanan OTT. Oleh karena itu Heru mengapresiasi pentingnya pengaturan layanan OTT untuk menjamin keseimbangan yang adil dan berkelanjutan antara pelaku industri telekomunikasi dan OTT: “Oleh karena itu, sayang sekali jika hanya industri telekomunikasi yang menanggung pajak OTT. “Belajar dari banyak negara seperti Austria, Perancis, Hongaria, Italia, Portugal, Spanyol, Turki, dan Inggris telah memperkenalkan peran layanan digital (DST) untuk layanan OTT,” jelas Heru Sutadi. Kabel Internet Rusak di Bawah Laut Merah, AS Salahkan Houthi Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu, 6 Maret 2024 bahwa kabel Internet bawah air di Laut Merah mungkin rusak. warriorweeknow.co.id 7 Maret 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pembalap Ducati Memukau di MotoGP Australia: Bagnaia Finis Kedua, Bastianini Urutan ke-10
Next post Isu Pangkas Subsidi BBM Buat Program Makan Siang Gratis, Begini Respons Erick Thohir